18 Oktober, 2008

MANAJEMEN CITRA

“Manajemen” dan “Citra” merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manajemen adalah aktivitas atau kegiatan mengelola sesuatu secara efisien dan efektif, guna meraih suatu tujuan yang dikehendaki. Sesuatu yang dimaksud bisa “personal” atau “organisasi”. Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan (baca: manajemen) perlu menerapkan kaidah-kaidah tertentu, yang lazim disebut dengan fungsi-fungsi manajemen, yang mencakup planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading (kepemimpinan) dan controlling (pengendalian).

Sedangkan citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman ini muncul, karena adanya informasi yang ditangkap oleh seseorang. Citra bisa positif dan bisa pula negatif. Semua orang atau organisasi ingin dicitrakan positif. Itu pasti. Karena hanya dengan citra yang positif, individu maupun organisasi, akan mampu bertahan di tengah-tengah kancah persaingan yang sangat kompetitif seperti dewasa ini.

Oleh karena itulah, mengelola citra diri atau citra organisasi merupakan sesuatu yang amat sangat penting, bagi individu maupun organisasi. Khususnya di era informasi dan tehnologi yang berkembang sedemikian cepat dan pesat ini. Namun sayang belum semua individu dan organisasi menyadarinya. Banyak individu maupun organisasi yang hanya berfikir sesaat dan pragmatis. Mereka menganggap dirinya dan perusahaannya, semuanya berjalan baik-baik saja, lancar-lancar saja, tidak ada masalah.

Belum tingginya kesadaran dalam mengelola citra diri muapun citra organisasi ini ada beberapa penyebab. Pertama, karena tidak tahu. Kedua, karena tidak mau tahu dan Ketiga karena tahu tetapi tidak tahu caranya. Penyebab yang kedua inilah yang sering kita temui. Tidak gampang mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang arti penting citra bagi kehidupan individu dan kehidupan organisasi baik organisasi bisnis maupun nir laba.

Masih lagi ditambah dengan minimnya referensi dan pustaka yang membahas dan mengkaji masalah ini. Apabila ada pembahasan bersifat parsial dan kasus per kasus. Dan sebagian besar merupakan buku terjemahan. Selama ini pembahasan citra lebih banyak diajarkan dalam pelatihan dengan model pembelajaran yang bersifat personal dan pragmatis.

Berangkat dari masih kurang tersedianya referensi tersebut, kami mencoba merumuskan suatu formula yang terkait dengan pengelolaan citra diri dan citra organisasi, yang kami namakan Manajemen Citra (MANTRA). Formula ini merupakan hasil rumusan dan perenungan yang cukup lama. Dengan satu tujuan dan maksud yaitu membantu individu dan organisasi agar mau dan mampu membangun dan mengembangkan citra diri dan organisasinya menjadi lebih baik. Menjadikan citra sebagai selling point dan keunggulan kompetitif, yang sulit ditandingi oleh kompetitor.

Mantra adalah serangkaian aktivitas pengelolaan citra individu atau organisasi yang didasarkan atas penilaian pihak lain. Penilaian baik- buruk dari kacamata pihak lain, merupakan suatu hal yang bersifat lebih jujur dan obyektif. Untuk itulah kita harus pandai-pandai merancang dan mengelola citra diri kita, bila kita ingin dicitrakan oleh orang lain sesuai dengan yang kita inginkan. Begitu pula dengan perusahaan. Citra perusahaan yang positif sangat berperan dalam mempertahankan dan mengembangkan keberadaan perusahaan di tengah lingkungan global yang sangat turbulance.

Pengelolaan citra tanpa dilandasi dengan fungsi manajamen, hanya akan menghasilkan citra diri dan citra organisasi yang buram, tidak jelas, kabur dan acak-acakan. Meleset dari yang kita harapkan. Oleh karena itu berbicara masalah citra diri atau citra organisasi, tidak bisa lepas dari manajemen.

Kita atau organisasi kita ingin dicitrakan oleh orang lain seperti apa ? Sangat tergantung pada diri kita. Untuk itu kita dituntut harus mampu menyusun perencanaan terhadap citra yang kita inginkan. Kemudian keinginan tersebut harus kita organisasikan sebaik mungkin agar dapat terwujud. Dalam mewujudkan citra diri atau citra organisasi yang kita idamkan, kita harus mampu memimpin dan mengendalikan diri, agar citra yang kita idamkan tidak melenceng dan ke luar dari koridor yang telah kita tetapkan.

Penerapan Mantra yang paling mendasar, diawali dari sisi personalitas. Ini merupakan sesuatu yang tidak sederhana, namun sangat kompleks. Sebab manusia bukanlah mesin, sehingga nilai-nilai kemanusiaan, subyektivitas, nilai sosial budaya akan sangat mempengaruhi dan melekat pada diri dan penilaian seseorang. Setelah sisi personalitas tergarap, barulah memasuki level organisasi. Bagaimana pendapat Anda ?

1 komentar:

daffa mengatakan...

Nyuwun pangapunten Pak Harno, kulo ajeng ngemutaken menawi Manajemen Citra (Mantra) sampun di-HKI-kan kaliyan CES, supados mboten dados derdah tembe mburi.sepindah malih kulo rencang panjenengan ngemutaken Pak Harno.